Gereja dan Biara Susteran Dibakar Hangus di Myanmar, Kapel Adorasi Nyaris

OKe NUSRA - Sebuah gereja dan Biara susteran di Myanmar tepatnya di Keuskupan Agung Mandalay dibakar hangus. Hanya sebuah Kapel kecil untuk Adorasi Ekaristi nyariis ikut dibakar.

Kejadian pembakaran gereja dan Biara susteran ini dilakukan oleh junta militer Burma di timur laut Myanmar pada Minggu, 15 Januari 2023 lalu.

Kantor Berita Vatikan mengumumkan resmi peristiwa serangan pembakaran gereja dan Biara Susteran Myanmar.

Baca Juga: Dukung Sukseskan Pemilu 2024, Begini Harapan Konferesi Waligereja Indonesia (KWI)

Baca Juga: Ternyata Kapal Wisata KLM Tiana Pernah Karam di Labuan Bajo, Polisi Usut Tuntas

Menurut Fides, kantor berita Vatikan, menginformasikan tentang serangan pembakaran gereja tersebut di Chan Thar, sebuah desa yang dihuni oleh umat Katolik di wilayah Sagaing di wilayah Keuskupan Agung Mandalay.

Selama serangan, tentara juga membakar Biara suster-suster Misionaris Fransiskan Maria (FMM).

Para suster terpaksa melarikan diri bersama sekitar 3.000 penduduk desa, yang rumahnya, berjumlah sekitar 500 unit, juga dihancurkan. Hanya puing-puing yang tersisa dari warga desa itu.

Bentrokan berlanjut di daerah tersebut, dan sumber-sumber lokal mengatakan kepada Fides bahwa daerah tersebut dianggap sebagai tempat kubu pemberontak Pasukan Pertahanan Rakyat, yang menentang junta militer Burma yang berkuasa melalui kudeta pada Februari 2021.

Uskup Agung Mandalay Mgr. Marco Tin Win menyesalkan bahwa rakyat Myanmar hidup dalam masa penderitaan yang hebat.

“Separuh wilayah Keuskupan Agung Mandalay terkena dampak bentrokan dan ini sangat mengkhawatirkan kami,” kata Mgr. Marco Tin Win, seperti dilansir Vaticannews.com.

“Kami membantu ribuan pengungsi internal, di lima pusat yang didirikan di lima paroki Katolik: kami melakukan apa yang kami bisa,” ujarnya.

“Kekerasan berkecamuk terutama di beberapa daerah,” tambah Uskup Agung, “kami tidak kehilangan harapan karena kami tahu Tuhan menyertai kami.”

Dia mengatakan, orang beriman selalu percaya pada Tuhan.

“Fakta bahwa Kapel adorasi dari gereja yang hancur terhindar dari api,” katanya