Oleh: Isidorus Lilijawa
(Alumnus Seminari Tinggi Ledalero – Flores)
OKe NUSRA - Trending topiknya sekolah mulai jam 5 pagi di NTT, mungkin saja menggusur viralnya kasus Bank NTT, kasus ‘kuah kosong’ TPP untuk ASN dan problem tenaga honor.
Apakah kebijakan sekolah jam 5 pagi ini suatu tindakan by design untuk pengalihan issu? Bisa saja. Untuk pembentukan opini publik? Mungkin saja.
Tetapi yang jelas, di ruang-ruang publik, di sosial media (yotubue, FB, WA, tiktok, twitter, IG), di media lokal dan nasional, topik ini menjadi viral dan ramai dibedah, dibahas, tentu dengan tambahan macam-macam bumbu dan joke.
Baca Juga: Pimpinan PT. Bosowa Multi Finance Terancam Dipidanakan Debitur
Hasil akhir NTT semakin terkenal bahkan hingga ke mancanegara.
Banyak kalangan menilai kebijakan sekolah jam 5 pagi ini tidak punya dasar kajian yang rasional dan komprehensif.
Kalau ada kajian rasional, maka ketidakwajaran dan ketidakwarasan itu bisa dicegah dan diminimalisir.
Hal yang tidak logis adalah menghubungkan masuk sekolah jam 5 pagi dengan terbangunnya kualitas pendidikan dan meningkatnya kecerdasan peserta didik.
Seolah-olah semakin awal jam sekolah, semakin mudah pintar peserta didiknya. Ini kan sesat pikir (fallacy).
Padahal orang-orang waras paham betul faktor-faktor apa yang harus diperhatikan untuk mengasilkan lulusan yang bermutu dan meningkatkan kecerdasan peserta didik.
Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pendidikan mestinya punya grand desain atau cetak biru (blue print) pendidikan di NTT. Ini yang menjadi rujukan pengambilan kebijakan di aspek Pendidikan.
Artikel Terkait
Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi Tidak Berperspektif Anak, Ketua LPA NTT : Kami Tolak
Lepas Atlet Popda VI NTT 2023, Ini Pesan Wakil Bupati TTU
Rektor Udayana Jadi Tersangka
BPK Belum Beri Kabar Soal Kasus Bank NTT, Ini Yang Harus Dilakukan Jaksa