Opini Oleh, Yuliani Agatha Putri
OKe NUSRA - Kalimat Garam Dunia mungkin sudah tidak asing lagi bagi umat Nasrani, baik Kristen maupun Katolik.
Wajar saja, kalimat Garam Dunia sering kali disinggung dalam khotbah di gereja.
Diketahui, kalimat Garam Dunia ditulis oleh salah satu murid Tuhan Yesus, yaitu Matius. Kalimat Garam Dunia dituangkan dalam Injil Matius 5 dalam Perjanjian Baru dengan tajuk “Garam Dunia”.
Baca Juga: Kombespol Ditangkap Gegara Nyabu, Anggota DPR Apresiasi Polri Tindak Tegas Polisi Nakal
Baca Juga: Polres Ende Tahan Mantan Kepala Desa Wewaria, Ternyata Dana Desa Pakai Hiburan Malam
Kalimat Garam Dunia yang tercantum dalam pasal tersebut berkaitan erat dengan kerohanian orang Kristen.
Kalimat itu juga menjadi panggilan umat Nasrani yang harus dipenuhi dalam kehidupan.
Makna kata Garam Dunia merupakan sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Tuhan.
Sebagaimana kita manusia harus bisa menjadi Garam yang baik yang artinya, garam merupakan pemberi rasa, dapat diartikan bahwa, kita manusia harus memberi rasa berupa pengaruh yang baik bagi sesama dan lingkungan.
Dalam injil Matius 5:13 “Kamu adalah Garam Dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang”
Kita menjadi Garam Dunia dan Masyarakat, Kita manusia punya fungsi dalam hidup ini terhadap keluarga, tetangga, Gereja, Nusa dan Bangsa.
Mestinya, seperti garam, kehadiran kita dibutuhkan dan Kehadiran kita itu memberi dampak yang baik, yaitu memberi rasa. Kehadiran kita mengubah suasana.
Mestinya berpengaruh menahan pembusukan dalam arti kata, memberi teladan kesalehan. Misalkan, jangan sampai kita bernama Elizabet, tapi melacurkan diri, dan lain-lain.
Atau kita bernama yohanes, masuk kafe, makan, minum, mabuk. Saat di suruh untuk membayar malah marah-marah tidak mau membayar, dan lebih parahnya lagi yaitu memukul atau melukai petugas, dan lain-lain.
Artikel Terkait
Dua Periode Pimpin Presiden Jokowi Dituding Abaikan Intelektual Minoritas di Kabinet
Dekranasda NTT Launching Kapsul Moringa, Obat Tradisional Bahan Kelor Siap Ekspor Jepang
Puah Manus ”Sirih Pinang” Budaya Terima Tamu Masyarakat Dawan
Pengadaan Sapi di Desa Letneo Selatan Diduga Tak Sesuai RAB, Warga Sampaikan Aksi Protes
Polres Ende Tahan Mantan Kepala Desa Wewaria, Ternyata Dana Desa Pakai Hiburan Malam